Lidya Eka Wijayanti¹, Zaenal Abidin², Marinah³
ABSTRAK
Misi program pengendalian penyakit kusta
adalah menyembuhkan dan meningkatkan kualitas hidup penderita kusta. Kualitas
hidup seseorang tidak hanya diukur dari aspek kesehatannya saja, akan tetapi
juga dari aspek-aspek lain seperti sosial, ekonomi, emosional, dan hak azasi,
sehingga perlu bermitra dengan sektor terkait. Angka akibat kecacatan pada
penyakit kusta masih tinggi, yaitu sekitar 1.500 kasus cacat tingkat 2
ditemukan tiap tahunnya di Indonesia. Di Puskesmas
Payungrejo angka kecacatan penderita pada tahun 2009 adalah 100% dari 9 kasus,
pada tahun 2010 menjadi 80 % dari 12 kasus, dan pada tahun 2011 angka kecacatan
penderita menjadi 34, 3 % dari 35 penderita.
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kusta
yang berjumlah 35 penderita dengan tehnik sampel total population.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pada
variabel pengetahuan( p value = 0,016),
sikap ( p value = 0,018), dan jarak tempuh dengan keterlambatan pencarian pengobatan (p
value = 0,038). Penempatan
petugas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau, serta
penyuluhan kepada penderita, keluarga, dan masyarakat oleh petugas kesehatan sangat efektif membantu mereka dalam mengenali
tanda-tanda dini penyakit kusta,sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam
mencari pengobatan.
Kata Kunci : Pencarian
Pengobatan, Pengetahuan, Sikap, Jarak tempuh, Kusta
1) Puskesmas Payung rejo Kabupaten Lampung Tengah
2) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Malahayati Bandar
lampung
3) Dinkes Kabupaten Lampung Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar