Senin, 02 Juli 2012

EFEKTIVITAS MASASE PERINEUM DAN SUPERCROWNING DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI PUSKESMAS MERGANGSAN


 Ari Andriyani1
ABSTRAK

Tujuh puluh persen wanita yang melahirkan pervaginam sedikit banyak mengalami trauma perineal yang berhubungan dengan morbiditas postnatal dengan robekan yang mengenai spingter anal yang tidak terlaporkan. Robekan ini bisa berhubungan dengan inkontinensia tetap post partum yang menyengsarakan. Masase Perineum Dan Supercrowning merupakan prosedur alternatif untuk mengurangi laserasi perineum. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan derajat ruptur perineum pada kelompok kontrol dibandingkan kelompok masase perineum dan kelompok masase perineum dan supercrowning pada primipara di Puskesmas Mergangsan.

Penelitian ini merupakan penelitian True eksperimental dengan menggunakan desain The Post Test With Control Group Design. Lokasi penelitian di Puskesmas Mergangsan pada bulan Juli-September 2008. Subjek penelitian adalah primigravida umur kehamilan 34 minggu yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 45 yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 15 primigavida  mendapat perlakuan masase perineum dan supercrowning, 15 primigavida  mendapat perlakuan masase perineum, dan 15 primigavida sebagai kelompok kontrol. Tehnik analisis menggunakan program R versi 2.6.0 dengan uji kruskal-wallis.

Ada perbedaan bermakna antara ketiga kelompok perlakuan dalam mencegah laserasi perineum dengan nilai 6,2025 p-value < 0,05. Perbedaan median ketiga kelompok perlakuan tersebut adalah: masase perineum dan supercrowning 1, masase perineum 2, kelompok kontrol 2.

kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa perlakuan masase perineum mulai kehamilan 34 minggu dan supercrowning saat kala II mencegah laserasi perineum pada ibu bersalin.

Kata kunci: Masase perineum, supercrowning, primipara, ruptur perineum.

1.    Akademi Kebidanan Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar